FITK Adakan Evaluasi Kinerja Pegawai

Gedung FITK, BERITA FITK Online – Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan evaluasi kinerja untuk tenaga kependidikan dan tenaga pelaksana. Kegiatan tersebut dilangsungkan pada Rabu, (30/11/2022) bertempat di Teater Profesor Mahmud Yunus lantai tiga fakultas.
Diketahui, evaluasi kinerja pegawai merupakan kegiatan periodik yang dilakukan fakultas setiap tahunnya. Tujuan diadakan kegiatan tersebut adalah untuk mengetahui keberhasilan atau ketidakberhasilan pegawai dan sub. bagian yang berada di bawah FITK. Hasil dari kegiatan evaluasi kinerja pegawai digunakan sebagai bahan evaluasi pimpinan fakultas untuk merencanakan program kerja setahun ke depan.
Hadir pada kegiatan tersebut seluruh pimpinan universitas dan fakultas, di antaranya Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan (PK), H. Mohammad Ali Irfan, S.E., M.M., M.Ak., Koordinator Organisasi Kepegawaian dan Perundang-undangan (OKP) Dra. Azizah, M.M., Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, Dr. Abdul Muin, M.Pd., Plt. Kabag TU, Iin Marlina, S.E., M.M, para Sub Koordinator dan seluruh tenaga kependidikan dan tenaga pelaksana FITK.
“Pak Biro dan Bu Koordinator OKP, perlu kami sampaikan bahwa volume kerja Tarbiyah itu banyak, tetapi dari sisi kekuatan dan jumlah SDM masih kurang. Tendik beserta subkoord kita jumlahnya 24 orang dan tenaga pelaksana meliputi OB, pramusaji, dan sekuriti berjumlah 25 orang. Sementara, kami memiliki 224 dosen dan 6500 mahasiswa aktif, sekitar 1/5 total mahasiswa UIN Jakarta. Jadi, kalau hitung-hitungan, FITK ini kurang support SDM-nya,” terang Abdul Muin saat menyampaikan laporannya sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum FITK.
Abdul Muin kemudian menjelaskan pola kerja di FITK pasca-pandemi yang dituangkan dalam hasil keputusan rapat kerja tahun 2022. Menurutnya, kinerja di FITK berbasis output yang terdiri dari kegiatan rutin, upgrading, dan focusing. Kemudian, dalam pesan terakhirnya, Abdul Muin menyampaikan harapan hasil dari kegiatan evaluasi kinerja pegawai tersebut.
“Hasil monitoring dan evaluasi kinerja ini diharapkan menjadi bahan acuan untuk seluruh pegawai di lingkungan FITK guna ke depan bekerja dan berkinerja lebih baik lagi,” tutup Muin.
Sementara itu dalam pembekalannya, Mohammad Ali Irfan mengingatkan kepada pimpinan dan pegawai FITK agar berhati-hati dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara. Ia menyampaikan, menjadi abdi negara adalah tugas mulia namun banyak tantangan dan godaannya. Pesan itu, menurutnya, harus disampaikan karena pengalamannya yang telah banyak menangani kasus-kasus korupsi di lingkungan Kementerian Agama.
“Bapak-ibu, saya mempunyai prinsip ketika di Kemenag meraih Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) itu m erupakan harga mati untuk Kemenag. Mudah-mudahan termasuk nanti di UIN Jakarta,” ucapnya dengan lugas.
Ia kemudian menceritakan, semula saat dirinya ditugaskan di UIN Jakarta, ia menilai UIN Jakarta kampus Islam negeri yang sudah maju. Namun, saat ia berada di UIN Jakarta ternyata pengelolaan Badan Layanan Umum (BLU) UIN Jakarta masih bersifat tradisional.
“Pengelolaan BLU di UIN Jakarta masih sangat tradisional. Berdasarkan insting saya nyatanya tidak profesional. Sehingga di perguruan tinggi milik Kemenag tidak ada satu pun yang memiliki kualitas kemajuan dalam hal BLU,” jelas mantan Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI itu.

Ia melanjutkan, keinginannya mengubah sistem yang menurutnya banyak amburadul, termasuk masalah remunerasi. Menurutnya, remunerasi adalah berbasis kinerja. Jadi, jika di satu fakultas memiliki mahasiswa dengan jumlah banyak, maka remunerasi dosen dan pegawainya juga harus lebih tinggi dibanding fakultas yang memiliki mahasiswa sedikit. Selain itu, Mohammad Ali Irfan juga menyoroti isu soal parkir berbayar. Menurutnya, pihaknya sedang mencari formulasi terbaik untuk masalah tersebut.
Terakhir, ia menyampaikan siap untuk terbuka dalam urusan apa pun termasuk soal anggaran UIN Jakarta. Ia meminta kepada pegawai FITK untuk jangan segan-segan untuk berkomunikasi dengan dirinya jika dibutuhkan. Ia menjelaskan, handphone-nya selalu siap untuk melayani setiap ada masukan dan aduan termasuk ruangannya boleh dikunjungi kapan pun dan oleh siapa pun.
Selanjutnya, dalam pembekalannya, Azizah menjelaskan tentang pengembangan karier pengawai UIN Jakarta. Menurut Azizah, semua pegawai mempunyai hak yang sama untuk terus maju mengembangkan potensinya.
“Selama periode rektor yang sekarang (Amany Lubis, red), kami telah sekali mengadakan promosi pegawai dari Pegawai Tidak Tetap (PTT) menjadi Pegawai Tetap (PT). Karena kami ingin semua pegawai UIN Jakarta pada akhirnya menjadi PT atau PNS. Rencananya, program tersebut akan kami lakukan secara berkala dan sesuai dengan kebutuhan. Namun, karena ada regulasi dari KemenpanRB tentang ASN, maka rencana itu kami evaluasi. Kami tentu menunggu dan mengikuti regulasi dari pemerintah pusat yang menginginkan semua pegawai menjadi ASN, yakni PNS dan PPPK,” terang Azizah.
Azizah berpesan kepada para pegawai FITK untuk berdisiplin dan bersemangat dalam bekerja.
“Saya berpesan kepada seluruh pegawai FITK, disiplinlah dalam bekerja, semangat dan ikhlas dalam pengabdian mulia ini,” pungkasnya.
Setelah pembekalan dari Kabiro PK dan Koordinator OKP, acara dilanjutkan dengan tanya jawab. Dalam kesempatan itu, beberapa pegawai FITK cukup antusias menyampaikan pertanyaan, di antaranya Afif Ahmad Faisal, S.T., M.M., staf sub bagian akademik. Afif, sapaan akrabnya, mengajukan sejumlah pertanyaan, di antaranya mengenai pengembangan SDM pegawai yang dinilai kurang diperhatikan, masalah sistem perparkiran berbayar yang belum terintegrasi di seluruh zona kampus dan tidak adanya pegawai dengan berstatus jabatan analis di seluruh fakultas. (MusAm)



