FITK Adakan Workshop Manajemen Perkuliahan Berbasis E-Learning
FITK Adakan Workshop Manajemen Perkuliahan Berbasis E-Learning

Gedung FITK, BERITA FITK Online - Perkembangan teknologi informasi menuntut adanya perubahan dan penyesuaian terhadap penyelenggaraan pendidikan tinggi. Dengan kemudahan yang ditawarkan berbagai aplikasi, media, dan website, maka sistem pendidikan yang mengakomodasi perkembangan teknologi informasi telah menjadi tuntutan masyarakat dewasa ini.

Untuk mengupas tuntas persoalan di atas, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta menyelenggarakan Workshop bertajuk “Manajemen Perkuliahan Berbasis E-Learning bagi Dosen”, dengan menghadirkan dua dosen muda Tadris Fisika yang expert di bidang media pembelajaran dan pembelajaran STEM, Dzikri Rahmat Romadhon, M.PFis., dan Ahmad Suryadi, M.Pd.

Kegiatan tersebut dilangsungkan secara virtual melalui platform zoom cloud meeting dan youtube fakultas pada Jumat, (21/10/2022).

“Bapak-ibu yang kami hormati, acara ini dirancang untuk memenuhi audit mutu internal yang sebetulnya beberapa kali kami lakukan termasuk oleh beberapa prodi, namun tidak ada evidence sebagai pendukungnya. Kami diminta berapa dosen yang mengikuti pelatihan e-learning dan basisnya harus dibuktikan dengan sertifikat,” ujar Dekan FITK UIN Jakarta, Dr. Sururin, M.Ag., dalam sambutannya.

“Proses pembelajaran dengan perkembangan teknologi informasi saat ini diharapkan tidak lagi terbatas pada ruang dan waktu. Proses pembelajaran secara asynchronous bisa difasilitasi dengan berbagai media yang membantu dosen dalam mengelola perkuliahan, memantau pengerjaan tugas, dan juga menyediakan sarana diskusi bagi mahasiswa dan dosen,” terang Ibu kelahiran Bojonegoro, Jawa Timur itu.

Sementara itu dalam penyampaian materinya, Kang Dzikri sapaan akrabnya menjelaskan fase-fase pembelajaran dalam jaringan. Ia kemudian membagi ke dalam tiga fase.

“Pertama Fase Adaptasi, tahap ini untuk belajar memaksimalkan fungsi fitur-fitur google classroom, google meet atau pendukung lainnya. Kedua, fase improvisasi, livestreaming perkuliahan di youtube, menggunakan Quizizz sebagai platform kuis dan ujian. Yang ketiga adalah penggunaan video livetream sebagai bahan ajar kelas terbalik, memaksimalkan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik,” jelas Dzikri.

Selanjutnya, Ahmad Suryadi menyampaikan materinya mengenai Learning Management System (LMS): Moodle. Dalam awal paparannya, Suryadi menjelaskan pengertian LMS.

“Bapak-ibu, LMS secara sederhana bisa diartikan sebuah platform online yang digunakan untuk membuat, menyebrkan, atau mengatur sistem pembelajaran dalam menyajikan konten, baik konten dalam bentuk e-book yang bisa memfasilitasi siswa atau mahasiswa untuk belajar secara independen maupun yang lainnya,” terang mahasiswa program doktoral Universitas Negeri Malang itu.

Ia kemudian melanjutkan model-model LMS yang umum digunakan dalam sistem pembelajaran. Ia menuturkan, ada beberapa jenis platform LMS di seluruh dunia.

Kalau yang saya temukan daftarnya di universitas-universitas di Amareika, mereka dominan menggunakan Blackboard, sementara di Indonesia, betul apa yang disampaikan Pak Dzikri tadi, yaitu dominan menggunakan sistem Moodle,” ujar Ahmad Suryadi.

Setelah penyampaian materi, acara dilanjutkan dengan tanya jawab yang dimoderatori oleh Nur Luthfi Rizqa H, M.Pd., Dosen PGMI. (MusAm)