17 Tahun Mengabdi di Tadris Fisika FITK UIN Jakarta, Hasian Pohan Masuki Masa Purnabakti
17 Tahun Mengabdi di Tadris Fisika FITK UIN Jakarta, Hasian Pohan Masuki Masa Purnabakti

Gedung FITK, BERITA FITK Online– Keluarga besar Program Studi Tadris Fisika FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melepas satu dosen seniornya yaitu, Drs. Hasian Pohan, M.Si. yang telah mengabdikan diri di Prodi Tadris Fisika selama 17 tahun. Acara tersebut diselenggarakan pada Senin, (6/7/2022), bertempat  di Teater lantai 3 Prof. Dr. Mahmud Yunus.

Acara pelepasan diselenggarakan bersamaan dengan agenda silaturahmi alumni Tadris Fisika dari angkatan 2003. Selain itu, dalam kegiatan pelepasan diadakan orasi ilmiah yang juga diisi oleh Hasian Pohan. Dalam kesempatan tersebut, Opung sapaan akrabnya menyampaikan dirinya mengabdi di Tadris Fisika sejak tahun 2003. Dari awal dia mengajar, dia telah merasakan beberapa kepemimpinan dekan dan rektor.

Acara tersebut digelar dilatarbelakangi oleh rasa penghormatan prodi terhadap dosen senior yang lama mengabdi dan telah memasuki masa purnabaktinya. Selama ini belum ada acara khusus yang dirancang oleh prodi untuk didedikasikan kepada dosen yang memasuki masa purnabakti.

Prodi Tadris Fisika menyelenggarakan acara Apresiasi Pengormatan Purnabakti ini sebagai orasi ilmiah terakhir bagi yang bersangkutan di kampus yang ditujukan untuk dosen prodi yang masih aktif, alumni, dan mahasiswa.

Sebagai tambahan informasi, selain 17 tahun mengabdi, Opung juga tercatat banyak memberikan kontribusi terhadap perkembangan prodi. Di antara kontribusinya adalah mengembangkan labolatorium fisika dasar pada awal pembentukan prodi 2003-2005, melakukan bimbingan skripsi, dan pengembangan prodi.

Kemudian, ia juga mengajar pada beberapa mata kuliah, di antaranya Praktikum Fisika Dasar, Praktikum Fisika Lanjutan, Sejarah Perkembangan Fisika, Praktikum Gelombang Optik, dan Labolatorium Fisika SMA.

Dalam orasi ilmiahnya, Opung berharap generasi muda harus pandai memanfaatkan waktu dan cinta ilmu pengetahuan. “Karena saat ini untuk menjadi pintar banyak caranya. Tahu kah kita anak yang belum mengenal huruf itulah yang sekarang ini hafiz Quran. Padahal dia belum melek pengetahuan, namun sudah hafal al Quran. Apa yang kita tangkap dari sana? Anaknya baru memiliki kemampuan satu yaitu mendengar,” ucap Opung.

“Jadi, saudara-saudaraku seiman, kita berharap harus mampu memanfaatkan waktu yang telah diwariskan  kepada kita sebagai generasi penerus. Yang tadi saya ceritakan, anak asal Pekanbaru enam setengah tahun hafiz Quran. Maka dari tu, sempurnakanlah agamamu dilengkapi dengan ilmu. Ilmu ini sangat penting. Seperti teknologi sekarang adalah adaptasi dari ilmu tersebut. Ini saya rasakan betul perjuangan memanfaatkan waktu dan menuntut ilmu, terbukalah sedikit demi sedikit kesempatan untuk menjadi sukses sepereti kebanyakan orang,” terang Bapak kelahiran Sipirok, Tapanuli Selatan, Juli 1952 itu.

Sementara itu, menurut Kaprodi Tadris Fisika, Iwan Permana Suwarna, M.Pd., Opung juga dikenal sangat baik dan mengayomi rekan kerja dan dosen muda.

"Pak Pohan yang sering dipanggil Opung memiliki hubungan yang sangat baik, akrab, dan mengayomi rekan kerja dan para dosen muda. Selain itu, beliau juga aktif berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan prodi," terang Iwan saat dimintai keterangan oleh kontributor FITK.

"Yang dapat diambil pelajaran dari beliau adalah usia boleh menua dan bertambah tetapi semangat tidak boleh berkurang, terutama dalam melaksanakan tugas. Ghirah dalam mendidik mahasiswa harus dipersiapkan dan dirancang dengan penuh keseriusan. Tidak bisa tanpa persiapan," lanjut Iwan.

Selain itu, Iwan mengaku, Opung sering berbincang dengan dosen muda untuk membahas sejumlah persoalan, utamanya bagaimana mempersiapkan sosok pengajar Fisika di SMP dan SMA yang memiliki kompetensi tinggi dan kompetitif.

Testimoni juga datang dari dosen muda yang pernah tim teaching dengan Opung pada mata kuliah Praktikum Fisika Lanjutan, yaitu Reza Ruhbani Amarulloh, M.Pd. dan Fuji Hernawati Kusumah, M.Si. Menurut Reza, Opung selalu menasihati ia sebagai dosen muda agar kuat dalam berpendirian.

"Pak Pohan selalu memberikan nasihat terutama dalam mendidik generasi muda Islam agar kuat dalam berpendirian. Pada mahasiswa, beliau tidak hanya mengajarkan konten fisika tetapi juga sering mengajarkan nilai-nilai kehidupan seperti kerja keras dan integritas," terang pria kelahiran Bandung yang masih lajang itu.

Sementara menurut Fuji, Opung meskipun sudah senior tapi ia mudah membaur dengan dosen yang lebih muda dan memiliki prinsip kuat.

"Opung meskipun sudah senior tapi ia mudah membaur dengan dosen yang lebih muda. Menurutku, Opung sosok dosen teladan dan punya prinsip yang kuat," ucap dosen alumni ITB itu. (MusAm)