Dua Mahasiswa PBI FITK UIN Jakarta Menangi Gelaran Putera-Puteri Pendidikan Banten 2022
Dua Mahasiswa PBI FITK UIN Jakarta Menangi Gelaran Putera-Puteri Pendidikan Banten 2022

Gedung FITK, BERITA FITK Online– Dua Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta, Suci Amaliyah dan Muthiah Afifah meraih penghargaan 1st Runner Up Puteri Pendidikan Banten dan Kategori Intelegensia Puteri Pendidikan Banten di ajang Putra-Putri Pendidikan Banten yang bertempat di Gedung DPRD Provinsi Banten, (26/2/2022).

Kegiatan yang diadakan Putra-Putri Pendidikan Indonesia ini informasi awalnya didapatkan Suci dan Muthiah dari instagram milik mereka, kemudian ia mencoba untuk mendaftarkan diri yang kemudian mereka ajukan ke fakultas untuk mendapatkan rekomendasi. Menurut data yang diperoleh dari instagram milik panitia dengan akun diary_ofpppendidikanbanten, peserta yang mendaftarkan diri sebanyak 250 orang  yang berasal dari seluruh kabupaten/kota di wilayah Banten. Kemudian, peserta yang telah mendaftar diminta untuk mengikuti tes potensi akademik dan esai. Karena Suci dan Muthiah berasal dari Podi PBI, mereka menulis esai dengan menggunkan bahasa Inggris, sehingga mereka lolos ke babak selanjutnya.

Setelah tes potensi akademik dan esai hasilnya diumumkan, peserta yang semula berjumlah 250 tersisa menjadi 70 peserta yang kemudian dilanjutkan dengan tes wawancara tentang kepribadian dan rencana mereka saat menjadi Puteri Duta Pendidikan Banten tersebut.  Dari 70 peserta, tersisa 30 yang selanjutnya dilakukan karantina luring selama tiga hari di Lynn Hotel, Serang, Banten, (24-26/2/2022).

"Apakah saya masih hidup besok?, apakah saya masih sempat berbuat kebaikan besok?, lalu apa yang akan saya lakukan?." Bila pernah terbersit, selamat bahwa itu artinya Anda adalah manusia yang tidak sia-sia telah diciptakan. Perbedaan manusia dan hewan, adalah bahwa manusia "Hayawanunnatik" makhluk yang berpikir. Pikiran kita akan menentukan kualitas kita, pikiran akan menentukan siapa kita dan sejauh mana kita akan melangkah. Berawal dari pikiran, saya berinisiatif dan mempunyai target selalu aktif berkontribusi dalam dunia pendidikan. Kabar baiknya, saya mendapatkan gelar Puteri Pendidikan Banten  berpredikat 1st Runner Up yang diadakan bulan Februari lalu,” ucap Uci sapaan akrabnya saat diwawancari.

“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur mendapat dukungan dari pimpinan FITK UIN Jakarta, Ibu Sururin, Pak Kadir, Pak Abdul Muin, dan Pak Khalimi. Motto FITK yang berbunyi unggul, kompetitif dan profesional selalu menjadi motivasi saya,” terang gadis kelahiran 20 Juni 2000, Panyabungan, Mandailing Natal, Sumatra Utara.

“Terima kasih kepada keluarga yang menjadi support system utama, ada Mama (Siti Aisyah) dan Papa (Zainal Abidin) yang selalu menjadi role model saya dalam berpikir dan bertindak. Orangtua yang tidak pernah membatasi potensi anaknya, orangtua yang selalu objektif dalam menanggapi gejolak seorang anak sulung yang terkadang memiliki perbedaan perspektif dalam berkarya. Terima kasih sudah percaya ada saya dan selalu menjadi orangtua bijak dalam mendukung kegiatan akademik dan non-akademik kakak, Pa, Ma. Pun begitu kepada nenek dan Adik,” pungkasnya.

Sementara itu, Muthiah meceritakan saat ia mengikuti seleksi yang sempat tidak lolos 30 besar. Ia meyakini dengan keyakinan pasti ada jalan.

“Setiap kesempatan akan datang dan pergi. Saat itulah, ketika kesempatan datang, ambil dan perjuangkan. Saya masih sangat ingat betul, jika berbicara mengenai perjuangan, saya adalah peserta yang waktu itu tidak diterima sebagai 30 besar finalis Duta Pendidikan Banten. Lalu kenapa saya dapat berada lagi di Duta Pendidikan? Nah, begini ceritanya. Saat pengumuman 30 besar finalis, nama saya tidak masuk kedalam 30 besar tersebut. Kalau ditanya kecewa, tentu saja, kecewa banget. Namun, saya menyadari bahwa saat tes wawancara memang kurang maksimal,” cerita Muthi dengan berkaca-kaca.

Ia melanjutkan kenapa ingin terus berjuang. “Ada satu motivasi terbesar saya agar terpilih yakni agar bertemu kembali dengan juri saat wawancara, yakni Kak Akbar dan Kak Iim. Kenapa mereka berdua? Karena saat saya menjawab pertanyaan merekalah yang membuat saya percaya dengan diri saya sendiri. Mereka memuji how the way I explained my idea. Setidaknya, saya ingin dipertemukan kembali nantinya dengan dua orang hebat tersebut sekadar mengucapkan terima kasih . Namun, benar keajaiban dan doa itu terjadi. Saya dikabarkan kembali untuk menjadi 30 besar Duta Pendidikan Banten, karena ada satu orang finalis yang mengundurkan diri. Dari situ saya belajar, Tuhan maha baik telah memberikan saya kesempatan kali kedua, saatnya tinggal dari diri saya sendiri mau memanfaatkan kesempatan itu dengan sebaik mungkin atau tidak. Saatnya saya menunjukkan apa yang belum sempat saya tunjukkan waktu itu,” jelas gadis kelahiran Seberang Air, 6 Januari 2000 itu.

“Akhirnya saya sadar, kesempatan bisa datang dua kali, namun untuk kali kedua kamu diberi kesempatan itu, lakukan dengan maksimal, jangan biarkan dirimu menyesal untuk kali kedua saat kesempatan itu telah tidak ada lagi.” Pungkas mahasiswi dengan NIM 11180140000023 tersebut.

"Never stop trying. Never stop believing. Never give up. Your day will come." (Mandy Hale,) pungkasnya.

Sebagai informasi, bulan September 2022 Suci akan melanjutkan kompetisi ke tingkat Nasional, ia meminta doa dan dukungan dari civitas akademika FITK dan UIN Jakarta agar meraih yang terbaik dan membawa berkah untuk sekitar dan dunia pendidikan Indonesia.

Sementara itu, Kaprodi PBI, Didin Nuruddin Hidayat, Ph.D., menyampaikan selamat atas pencapaian prestasi yang telah diraih oleh kedua mahasiswanya,  ia juga berharap prestasi yang diraih mahasiswanya itu menjadi inspirasi dan motivasi bagi mahasiswa lainnya.

”Saya sebagai Kaprodi mewakili keluarga besar Prodi Pendidikan Bahasa Inggris mengucapkan selamat atas prestasi yang diraih Suci Amaliyah dan Muthiah Afifah. Prodi PBI bangga terhadap prestasi yang diraih oleh kedua mahasiswa tersebut. Semoga prestasi-prestasi dari mahasiswa lainnya untuk tingkal lokal, regional, nasional, bahkan internasional bisa juga semakin bertambah,” ucap pria kelahiran Kuningan, Jawa Barat itu. (MusAm)