FITK UIN Pekalongan Lakukan Benchmarking Sistem Penjaminan Mutu ke FITK UIN Jakarta
FITK UIN Pekalongan Lakukan Benchmarking Sistem Penjaminan Mutu ke FITK UIN Jakarta

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Pekalongan Lakukan Benchmarking Sistem Penjaminan Mutu ke FITK UIN Jakarta

Dr. Yudhi Munadi, S.Ag., M.Ag1

Gedung FITK, BERITA FITK Online— Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerima kunjungan delegasi dari Fakultas Tarbiyah UIN K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Pekalongan dalam rangka kegiatan benchmarking dan Focus Group Discussion (FGD) terkait pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), Senin (3/11/2025), di Ruang Sidang FITK.

Rombongan UIN Pekalongan dipimpin oleh Dr. Muhamad Jaeni, M.Pd., M.Ag., Wakil Dekan Bidang Akademik FTIK UIN Pekalongan, beserta tim dari Unit Penjaminan Mutu (UPM), yaitu Akhmad Aufa Syukron, M.Pd., Rodianto, M.Pd, dan Arditya Prayogi, M.Hum. Mereka disambut langsung oleh Dr. Yudhi Munadi, S.Ag., M.Ag. (Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum), Dr. Yanti Herlanti, M.Pd. (Wakil Dekan Bidang Akademik), Iin Marlina, S.E., M.M. (Kepala Bagian Tata Usaha), serta tim Gugus Jaminan Mutu (GJM) FITK UIN Jakarta, di antaranya Eny Supriyati Rosyidatun S.Si., M.A. dan Reza Ruhbani Amarulloh. M.Pd.

Dalam sambutannya, Dr. Yudhi Munadi menyampaikan apresiasi atas kunjungan dan kepercayaan UIN Pekalongan menjadikan FITK UIN Jakarta sebagai mitra pembelajaran. Ia menjelaskan bahwa FITK UIN Jakarta saat ini menaungi 18 program studi — terdiri atas 12 program sarjana, 4 magister, dan 1 doktoral — dengan sebagian besar telah meraih akreditasi unggul.

“Kami senantiasa berkomitmen menjaga budaya mutu dan melakukan perbaikan berkelanjutan. Hampir setiap tahun kami menghadapi proses akreditasi karena banyaknya program studi di FITK,” ujar Yudhi.

UIN Pekalongan

Sementara itu, Dr. Jaeni menyampaikan rasa terima kasih atas sambutan hangat FITK UIN Jakarta. Menurutnya, benchmarking ini menjadi langkah strategis bagi UIN Pekalongan yang baru beralih status menjadi universitas, khususnya dalam memperkuat tata kelola dan implementasi SPMI di tingkat fakultas.

“Kami ingin belajar langsung dari FITK UIN Jakarta tentang bagaimana sistem penjaminan mutu dijalankan secara terstruktur dan berkelanjutan. Di UIN Gus Dur, kami tengah menyiapkan perangkat SPMI sesuai regulasi Permendikbudristek Nomor 39 Tahun 2025,” jelasnya.

Dalam sesi diskusi, Dr. Yanti Herlanti, M.Pd. Wakil Dekan Bidang Akademik menjelaskan struktur dan mekanisme penjaminan mutu di FITK UIN Jakarta. Ia menerangkan bahwa pelaksanaan SPMI di FITK dikawal oleh dua koordinator GJM Fakultas dan GJM-GJM Program Studi, yang berkoordinasi langsung dengan Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) universitas.

“Di FITK, kami mengacu pada empat dokumen utama SPMI yang diterbitkan LPM: kebijakan mutu, manual mutu, standar mutu, dan formulir mutu. Fakultas lebih fokus pada implementasi teknis, termasuk monitoring perkuliahan dan evaluasi dosen oleh mahasiswa,” papar Yanti.

Ia juga menambahkan bahwa evaluasi mutu di FITK dilakukan melalui formulir pemantauan pembelajaran pada pertemuan ke-1, ke-3, dan ke-16 setiap semester, serta melalui sistem AIS (Academic Information System) dan BKD Sister–Remun. “Kami memanfaatkan sistem yang sudah terintegrasi di universitas, tanpa membuat aplikasi baru. Semua data dikumpulkan dan dianalisis secara digital untuk mendukung akreditasi dan peningkatan mutu,” imbuhnya.

Diskusi berlanjut dengan paparan dari tim GJM FITK yang menampilkan contoh penerapan Outcome-Based Education (OBE) dan pengukuran Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) berbasis JIPOM (Jurnal Instrumen Pemantauan dan Monitoring). Delegasi UIN Pekalongan tampak antusias menanyakan aspek teknis, termasuk mekanisme pemantauan RPS, sistem evaluasi dosen, dan integrasi instrumen penilaian berbasis CPL.

Menariknya, kegiatan benchmarking ini juga dihadiri oleh Prof. Dr. Muhammad Sabri Sahrir, dosen tamu dari International Islamic University Malaysia (IIUM), yang turut berbagi praktik baik pengelolaan mutu dan program pascasarjana di Malaysia. Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas universitas dalam bidang riset dan pengembangan kurikulum berbasis internasional.

Menutup kegiatan, Dr. Yanti Herlanti menegaskan pentingnya kesiapan menghadapi perubahan regulasi Lembaga Akreditasi Mandiri Kependidikan (LAMDIK) 3.0, yang akan diberlakukan mulai Desember 2025.

“FITK UIN Jakarta terus memperbarui sistem mutu agar sejalan dengan kebijakan nasional maupun internasional. Semoga hasil diskusi hari ini dapat menjadi inspirasi bersama untuk memperkuat budaya mutu di perguruan tinggi keagamaan Islam,” pungkasnya. (AM)