Menteri Pendidikan Abdul Mu’ti Ajak Mahasiswa Baru FITK UIN Jakarta Miliki “Growth Mindset” dan Kuasai AI
Menteri Pendidikan Abdul Mu’ti Ajak Mahasiswa Baru UIN Jakarta Miliki “Growth Mindset” dan Kuasai AI
Auditorium Harun Nasution, BERITA FITK Online— Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta melaksanakan PBAK (Perkenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan). Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, M.Ed., menekankan pentingnya membangun pola pikir berkembang (growth mindset) dan menguasai keterampilan masa depan, termasuk Kecerdasan Artifisial (AI), kepada ribuan mahasiswa baru. Ajakan ini disampaikan dalam Kuliah Umum Pembukaan PBAK (Perkenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rabu (27 Agustus 2025).
Acara yang mengusung tema “Peran Pemuda dan Mahasiswa dalam Membangun Moderasi Beragama dan Peradaban Berkeadilan” ini digelar di Auditorium Harun Nasution dan dihadiri oleh pimpinan fakultas, pimpinan universitas, termasuk Rektor UIN Jakarta Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D., beserta seluruh Wakil Rektor.
Dalam sambutannya, Rektor UIN Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar, menyampaikan rasa bangga dan harapannya kepada para mahasiswa baru. “Kalian harus bangga menjadi mahasiswa UIN. Kampus ini, yang bermula dari ADIA hingga IAIN dan sekarang UIN, telah melahirkan banyak pemikir dan aktivis yang berkontribusi besar bagi keislaman yang moderat, harmonis, dan toleran di Indonesia,” ujarnya. Prof. Asep mendorong para mahasiswa untuk menancapkan niat kuat, mengenali UIN seutuhnya, dan kelak menjadi alumni yang membanggakan serta berkontribusi untuk almamater dan bangsa.
Growth Mindset vs Fixed Mindset: Kunci Kesuksesan
Dalam kuliah umumnya, Prof. Abdul Mu’ti membedah konsep mindset dari buku Carol S. Dweck sebagai fondasi utama untuk meraih kesuksesan. Ia memaparkan dua jenis pola pikir: fixed mindset dan growth mindset.
“Orang dengan fixed mindset menganggap kegagalan sebagai akhir perjalanan dan kesuksesan sebagai puncak yang tak perlu ditingkatkan. Mereka akan terjebak dalam comfort zone dan pesimis terhadap masa depan. Sebaliknya, growth mindset adalah pola pikir yang mendorong kita untuk tumbuh. Kegagalan bukan akhir, tapi batu loncatan untuk menjadi lebih baik. Kemajuan ditentukan oleh diri kita sendiri,” tegasnya.
Menteri yang juga merupakan dosen di UIN Jakarta ini menghubungkan konsep ini dengan nilai-nilai agama, mengutip ayat Al-Qur'an yang berarti “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’d: 11). Menurutnya, perubahan dimulai dari perubahan pola pikir individu.
Lima Keterampilan Penting di Era AI
Prof. Abdul Mu’ti juga memaparkan sejumlah keterampilan kritis yang wajib dikuasai mahasiswa untuk bersaing di masa depan, merujuk pada laporan World Economic Forum. Kelima keterampilan itu adalah:
- Kecerdasan Artifisial (AI) dan Big Data: “Dunia telah memasuki era AI. Jika tidak menguasainya, Anda akan menjadi sampah masyarakat.”
- Berpikir Kritis (Analytical Thinking): Hanya orang yang terlatih dan rajin yang dapat menguasainya.
- Empati dan Simpati: “Tidak ada tempat di dunia ini untuk orang-orang yang rusak akhlaknya. Kesuksesan sejati membutuhkan kemampuan memahami dan menghargai orang lain.”
- Kepemimpinan (Leadership): Kunci untuk bertahan dan berkembang, bukan hanya untuk memimpin diri sendiri tetapi juga untuk membangun bangsa.
- Kemampuan Beradaptasi dan Mendengar: “Orang yang moderat adalah orang yang bisa beradaptasi dengan siapa pun. Menjadi pendengar yang baik (good listener) sama pentingnya dengan menjadi pembicara yang baik.”
Jawaban atas Hoax dan Tantangan Pendidikan
Dalam sesi tanya jawab, seorang mahasiswa menanyakan tanggapannya mengenai pernyataan kontroversial tentang guru yang sempat viral di media sosial. Menteri Abdul Mu’ti dengan tegas menyatakan bahwa berita tersebut adalah hoax dan hasil dari pemotongan video yang menyesatkan.
“Itu adalah disinformasi. Pemerintah berkomitmen penuh untuk meningkatkan kesejahteraan guru dan dosen. Untuk guru ASN bersertifikasi, tunjangannya sudah disamakan dengan gaji pokok. Untuk guru non-ASN, kita naikkan dari Rp 1,5 juta menjadi Rp 2 juta. Memang belum sebanyak yang diharapkan, tetapi ini adalah proses yang terus kita perjuangkan,” jelasnya sambil menyebutkan juga peningkatan anggaran untuk program Indonesia Pintar (PIP).
Penutup dan Foto Bersama
Acara ditutup dengan pesan motivasi dari Menteri Abdul Mu’ti untuk senantiasa memiliki cita-cita, percaya diri, pantang menyerah, dan terus mempelajari hal baru. “Jangan pernah mengatakan ‘tidak bisa’. Katakanlah ‘ini sulit’, tetapi yakinlah bahwa bersama kesulitan pasti ada kemudahan,” pesannya.
Kegiatan diakhiri dengan sesi foto bersama seluruh pimpinan UIN Jakarta, Menteri Pendidikan, dan mahasiswa baru FITK, menandai dimulainya perjalanan akademik mereka di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (AM)